Lokasi Anda saat ini adalah:Prudential Life Assurance > IKN
TPS3R Pasar Giwangan Kerja Sama dengan UGM Olah Sampah Organik
Prudential Life Assurance2024-11-08 07:57:15【IKN】3rakyat jam tangan
Perkenalanerek erek bertengkar mulut 4dMenyediakan konten berita menarik dalam dan luar negeri yang komprehensif, Umbulharjo - Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta terus berkomitmen mengurangi produksi sampah dan me pagoda 88
Umbulharjo - Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta terus berkomitmen mengurangi produksi sampah dan mengolah sampah organik di 29 pasar se-Kota Yogyakarta. Produksi sampah pasar di Kota Yogyakarta usai gerakan zero sampah anorganik sejumlah 16 ton per hari,pagoda 88 lalu pasar turut berpartisipasi gerakan Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori Ala Jogja (Mbah Dirjo) mampu membuang sampah residu ke TPST Piyungan sebanyak 10 ton per hari.
Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta terus berupaya dalam melakukan pengolahan sampah anorganik dan organik melalui Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) di Pasar Giwangan. Ketua Tim Kerja Kebersihan dan Keamanan Pasar Rakyat Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta selaku Ketua TPS3R Pasar Giwangan, Kelik Novidwyanto Wibowo menyebut TPS3R Pasar Giwangan mampu mengolah sampah organik melalui gerakan Mbah Dirjo sebesar 300 kg per hari.
Pengolahan sampah organik dengan metode pencacahan
“Berbagai macam upaya kami lakukan untuk mengurangi volume sampah pasar di Kota Yogyakarta, untuk sampah anorganik kami pilah dan untuk sampah organik ada beberapa macam yaitu rumah komposter dengan mesin pencacah, biopori jumbo 14 titik dan 9 titik ukuran kecil. Kami juga pernah melakukan pengolahan metode eco enzyme, serta bekerja sama dengan peternak untuk pakan ternak,” ungkap Kelik saat ditemui di Pasar Giwangan, Senin (16/10).
Kelik mengungkapkan berbagai upaya terus dilakukan TPS3R Pasar Giwangan untuk menurunkan volume sampah yang dibuang di TPST Piyungan dengan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Sejak penutupan TPST Piyungan, TPS3R Pasar Giwangan mencoba untuk bekerja sama dengan tim satgas pengelola sampah organik Fakultas Biologi UGM.
“Pengolahan sampah organik dengan biopori kan belum maksimal, jadi kami menjajaki kerjasama dengan stakeholder lainnya yaitu LSM Lestari, Grup Sambatan Jogja, Bank Sampah DIY dan PIAT UGM,” terangnya.
Salah satu lubang biopori jumbo di Pasar Giwangan
Satgas Pengelola Sampah Organik Fakultas Biologi UGM menawarkan penggunaan Bioferti 2023 untuk mempersingkat pemrosesan sampah organik di Pasar Rakyat. Bioferti 2023 merupakan hasil produksi Fakultas Biologi UGM yang telah terbukti memberikan hasil dekomposisi sampah organik menjadi kompos lebih singkat dari produk pabrikan yang ada.
“Kemarin kami diberikan lima liter bioferti 2023, cairan ini digunakan sebagai campuran pengganti kalau dari pabrikan itu seperti EM4. Dengan penggunaan bioferti 2023 diklaim sampah menjadi kompos dalam waktu 14 hari, kalau dengan produk pabrikan kisaran satu sampai dua bulan,” jelasnya.
Selain memberikan bioferti 2023, Satgas Pengelola Sampah Organik Fakultas Biologi UGM akan melakukan pendampingan pengelolaan sampah organik di Pasar Giwangan. “Untuk selanjutnya bisa dibangun manajemen pengelolaan sampah organik. Pada dasarnya, kami selalu berupaya untuk mencari solusi yang solusi tersebut tidak menimbulkan masalah-masalah baru,” lanjutnya.
Pihaknya berharap, dengan menggunakan bioferti 2023, pengolahan sampah organik menggunakan metode biopori, siklus pengolahan akan lebih cepat dan meningkatkan volume produksi sampah organik.
Pengolahan sampah organik biopori ala Jogja atau Mbah Dirjo menggunakan cairan Bioferti 2023
Sementara itu, Penata Layanan Operasional Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Susilo mengungkapkan kepedulian pedagang pasar dalam melakukan pemilahan sampah pasar sangat berperan penting dalam pengelolaan sampah. Menurutnya, dengan pemilahan sampah dengan benar dari sumbernya yaitu pedagang akan mempermudah dan mempercepat kerja tim dalam melakukan pengolahan.
“Kepedulian pedagang itu sangat penting, karna kalau tidak dipilah nanti tim kami harus memilah satu-satu dan itu kan banyak cukup memakan waktu. Pasar Giwangan ini kan seperti rumah kedua bagi mereka jadi kami juga berharap mereka peduli dengan pasar, misal distributor yang datang bawa buah banyak yang busuk ya suruh dibawa mereka lagi bukan ditinggal disini,” jelasnya. (Chi)
Besar!(81)
Artikel sebelumnya: Tingkatkan Pembangunan Keagamaan, Pemkot Yogya Gelar FGD Lembaga Keagamaan Islam
Artikel selanjutnya: Cegah Klitih, Pemkot Bentuk Satgas dan Call Center
Berita terkait
- Sosialisasi Penerapan KTR Libatkan Generasi Milenial
- Tingkatkan Ekonomi Warga, Alpukat Suro Ajukan Sertifikasi Tanda Varietas
- Pemkot Yogya Buka Layanan Rekam dan Cetak KTP-el Saat Pemilu
- Pemkot Yogya Jalin Kerja Sama Jaga Pasokan Pangan dan Kendalikan Inflasi
- Kementrian PPPA RI Apresiasi Langkah Pemkot dalam Pemenuhan Hak Anak
- Kedepankan Akuntabilitas, Pemkot Kejar Capaian Kinerja
- Dishub Pasang Rambu Rawan Kecelakaan di Jalan Veteran
- TMMD Sengkuyung Tahap I 2024 di Yogya Bantu Pembangunan di Wilayah
- Tingkatkan Wawasan Hadapi Bencana, Pemkot Gelar Simulasi Bencana
- Desentralisasi Pengelolaan Sampah, Pemkot Olah Sampah Jadi Bahan Bakar Alternatif
Berita hangat
Rekomendasi berita
Pemkot Yogya Terus Beri Bantuan Permakanan Bagi Masyarakat yang Jalani Isolasi Mandiri
Pemkot Imbau Warga Ikut Pantau Jam Malam Anak Selama Ramadan
Ramadan Ing Kebun Tawarkan Ragam Kuliner dan Edukasi Cinta Lingkungan
HUT Ke-90 Gereja Katolik Santo Yusup Bintaran Jaga Keberagaman Umat Beragama
Pemkot Yogya Serahkan BLT Kompensasi Kenaikan BBM
Jaga Netralitas dan Integritas Hadapi Pemilu
Tingkatkan Pelayanan Masyarakat, Pemkot Yogya Terus Dorong ASN Lakukan Inovasi
Pemkot Tingkatkan Pemenuhan Kompetensi Pelaku Pengadaan Barang Jasa